Minggu, 31 Agustus 2008

Wisuda/Wisudawan Poltekkes Depkes Yogyakarta 6

Saya saat Kelulusan Wisudawan Di Poltekkes DEPKES Yogyakarta

Foto Saya Saat Wisuda Di Poltekkes Depkes Yogyakarta 30 Agustus 2008



Foto Saya Saat Wisuda dengan teman teman JKL/AKL Jogja dan ibu Dosen


Wisuda/Wisudawan Poltekkes Depkes Yogyakarta 5


Dorin Mutoif


Foto Saya Dan Bowo Anak Keperawatan



Foto Saya Dorin Mutoif

Wisuda/Wisudawan Poltekkes Depkes Yogyakarta 4


Saya Dorin Mutoif Saat Wisuda



Wisuda Rini/orin


Wisuda Saya dan Rini/Orin




Wisuda/Wisudawan Poltekkes Depkes Yogyakarta 3


Saya Dan Orin/Rini


Saya Dan Teman-teman Hendro, Orin dan Anak Reguler


Saya dan Teman-teman Orin dan Anak reguler




Wisuda/Wisudawan Poltekkes Depkes Yogyakarta 2


Saya dan Rini dan Anak Reguler

Saya Dengan Avi dan Eli


Gambar Saya dan Teman-teman sebelah kanan Avi dan kiri eli


Wisuda/Wisudawan Poltekkes Depkes Yogyakarta


Saya Dan Kristian Basuki

Saya dan Kedua Orang Tua saya




Inilah Gambar Saya dan Bapak serta Ibu saya


Selasa, 19 Agustus 2008

Proses Water Treatment System


Gambarku Dengan Vian ( Kanan ) saat Ekspedisi Merapi dengan Teman-teman Dari Poltekkes Depkes Yogyakarta

Proses Water Treatment System atau proses pengolahan air yang merupakan air yang bersih higienis dan bebas dari segi fisika maupun kimia.

Proses pengolahan air ini untuk kondisi pasar sekarang alangkah baiknya dan kompetitif yaitu dengan menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis System) yang mana dengan proses ini air yang dihasilkan akan menghasilkan air yang benar-benar murni bebas dari kandungan-kandungan mineral serta zat-zat beracun lainnya, serta akan kompetitif dengan merek lainnya yang masih mengunakan proses pengolahan air secara mineral, yang mana proses pengolahan air mineral sudah dan akan terkalahkan dengan maraknya depot-depot air minum isi ulang yang prosesnya tidak berbeda dengan air mineral kemasan, perbedaannya hanya dari segi kapasitas mesin serta kapasitas produksinya.

Untuk itu kami memaparkan proses pengolahan AMDK ( Air Minum Dalam Kemasan ) yang diproses secara / melalui proses pengolahan air secara murni dengan menggunakan tekhnologi Reverse Osmosis System ( Pemurnian Air).

Dalam proses ini (Reverse Osmosis) ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan antara lain:

  • Sumber air bahan baku
  • Proses Water treatment
  • Jenis Reverse Osmosis
  • Kapasitas produk yang diharapkan

Sumber air bahan baku

Sumber air sebagai bahan baku harus benar-benar yang berkualitas baik dari secara fisika maupun kimia serta kapasitasnya cukup atau berlebih sesuai dengan kapasitas output yang diharapkan.

Proses Water Treatment

Proses Water Treatment atau proses pengolahan air untuk umpan ke-ketahapan mesin selanjutnya harus memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi agar kondisi mesin selanjutnya tidak cepat rusak dan aus. Yang harus diperhatikan adalah ; kapasitas filter- filter pendukung , media yang digunakan, bahan tabung filter yang digunakan , perawatan yang dilakukan.

Jenis Mesin Reverse Osmosis

Untuk Proses Reverse Osmosis ini peralatan yang digunakan harus benar-benar hapy duty, tahan lama / tidak mudah rusak dan tahan untuk kerja berat.

Proses Reverse Osmosis ini harus disesuaikan dengan kualitas air bahan baku agar kondisi serta kualitas air hasil benar-benar sempurna, dan harus dilakukan perawatan yang continu serta pemilihan bahan-bahan yang berkualitas.


Diposting oleh : Dorin Mutoif, Poltekkes DEPKES Yogyakarta, Jurusan Kesehatan Lingkungan
D/a : Munggu, Petanahan, Kebumen

MENGELOLA SAMPAH UNTUK KESEHATAN LINGKUNGAN


fotoku saat di merapi, dengan teman-teman dari poltekkes depkes yogyakarta

Banjir di DKI Jakarta beberapa hari lalu tidak saja menyisakan nestapa bagi korbannya, tetapi juga sampah yang menggunung. Sampah yang berserakan itu tidak saja mengganggu kebersihan kota, tetapi juga menimbulkan bau tak sedap yang menyesakkan dada. Sungguh sampah atau limbah telah menjelma menjadi momok bagi kebersihan, keindahan dan keamanan (K3). Kalau saja masyarakat mau peduli terhadap sampah.

Apakah benar sampah-sampah atau limbah itu sudah sedemikian susahnya untuk dikelola, sehingga hal itu menyebabkan tragedi lingkungan dan kemanusiaan sekaligus? Bagaimana pemerintah menanggapi upaya pengelolaan sampah atau limbah ini?

Sebenarnya sampah dapat dikelola secara baik, jika setiap komponen memberikan andil dan tanggung jawab yang relatif sama sesuai porsinya untuk mengelola sampah. Jerman merupakan salah satu negara maju yang memberi perhatian ekstra terhadap permasalahan sampah dan limbah.

Kendati sistem pengelolaan sampahnya sudah berlangsung puluhan tahun, bahkan lebih dari bilangan seratus, Jerman tetap melakukan upaya peningkatan pengelolaan sampah hingga kini. Jerman berhasil mengelola sampah dan limbah, setidaknya untuk meminimalisasi dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Kebijakan pemerintah untuk menekankan rakyat, investor, industri dan stakeholders lainnya untuk melakukan pemisahan sampah sebelum dikumpulkan petugas kebersihan Jerman, merupakan salah satu bentuk pengelolaan yang efektif. Padahal, ketika itu kebijakan pemisahaan sampah tersebut sempat menimbulkan cibiran masyarakat sebagai tindakan buang waktu dan tidak menguntungkan.

Akan tetapi, sekarang penduduk Jerman sudah bisa berbangga bahwa manfaat pemisahan sampah yang dilakukan mereka ternyata membawa hasil dan dampak yang cukup besar terhadap pengelolaan lingkungan di Jerman. Saat ini, Jerman telah berhasil menjadikan sampah sebagai sumber bahan daur ulang dan mampu memproduksi barang-barang yang secara efektif mampu mengurangi tekanan ekologi, fisika dan kimia terhadap lingkungan sekitarnya.

Banyak barang yang dijual di pasar atau supermarket di Jerman berasal dari bahan daur ulang, bahkan beberapa di antaranya menjadi salah satu bahan ekspor.

Salah satu manfaat dari berkembangnya industri daur ulang di Jerman adalah terjaganya sumber daya hutan yang ada di salah satu negara maju tersebut. Saat ini sekitar 40 persen wilayah Jerman merupakan hutan.

Di sisi lain, penduduk Jerman saat ini bisa langsung meminum air dari PAM-nya Jerman tanpa ragu, dikarenakan sistem pengelolaan air yang dilakukan begitu integratif dengan pengelolaan lingkungan secara keseluruhan, termasuk pengelolaan sampah dan limbah.

Air dikelola menjadi tiga bagian sumber daya; yaitu air permukaan (air sungai), air tanah muda atau air mata air, dan air tanah tua (ground water). Sementara limbah air juga dibagi menjadi beberapa sumber, yaitu air hujan, air limbah rumah tangga, air limbah industri.

Sampah sendiri dipisahkan menjadi beberapa bagian; yaitu sampah sisa makanan (nasi, roti, ikan, dsb), sampah eletronik, sampah kertas, sampah kardus, sampah kaleng, sampah gelas, sampah plastik, sampah kimia (seperti batu baterai, cat, dsb), dan sampah organik (tebangan pohon, daun, dsb).

Pengelolaan pemisahan sampah itu sendiri dilakukan secara individual pada masing-masing rumah tangga, kendati mereka juga tetap harus membayar pajak pembuangan sampah sebagai sumber pendanaan pengolahan sampah. Setiap rumah tangga harus memisah-misah sampah sebelum mereka meletakkannya di beranda rumah untuk kemudian diambil oleh petugas kebersihan Jerman.

Dahulu sebelum proses itu dilakukan sendiri oleh masing-masing rumah tangga, tugas pemisahan dilakukan oleh petugas kebersihan, sehingga jumlah petugas kebersihan yang harus disediakan begitu banyak dan terlihat tidak efisien.

Hasil pemisahan sampah tersebut kemudian diolah oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap masing-masing bagian pemisahan, baik untuk didaur ulang maupun untuk proses minimalisiasi dampak lingkungan.

Sungguh sistem permisahan sampah ini telah berhasil menarik perhatian investor dan membuka peluang industri tersendiri. Karena sumber daya sampah akan selalu terkait dengan aktivitas dan kebutuhan manusia yang setiap saat akan tersedia dan menjadi input produksi industri ini.

Pada gilirannya, pemerintah juga mendapatkan pajak produksi yang kemudian akan kembali dapat digunakan sebagai dana pembangunan.

Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Jerman merupakan salah satu pelajaran penting dan bukan tidak mungkin dapat diimplementasikan di Indonesia. Namun demikian, implementasi ini memerlukan kontribusi dan partisipasi penuh semua pihak terkait dengan pengelolaan sampah.

Pertama, diperlukan payung hukum pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan secara keseluruhan. Kedua, diperlukan pengembangan sistem daur ulang yang lebih efektif dan efisien, dalam hal ini Indonesia mempunyai peluang yang lebih besar, karena sesungguhnya proses ini telah lama dilakukan.

Ketiga, diperlukan pemahaman akan pentingnya pemisahan sampah sebagai upaya pengelolaan lingkungan dari masyarakat dan seluruh stakeholder. Keempat, diperlukan integrasi kurikulum pendidikan pengelolaan sampah dan lingkungan sejak dini, sehingga implementasi proses pemisahan sampah ini dapat dilakukan oleh setiap jenjang usia.

Kelima, diperlukan sistem pengelolaan dana lingkungan yang terintegrasi dengan sistem pemasaran produk barang dan jasa, sehingga setiap harga barang yang dijual telah terjustifikasi oleh adanya pembiayaan pengelolaan lingkungan. Misalnya untuk sebuah kardus TV biasanya dihargai sebesar Rp 10.000, kemudian diberi harga sebesar Rp. 11.000. karena adanya tambahan harga untuk keperluan dana pengelolaan lingkungan.***

Industri Diminta Kumpulkan Sampah Baterai Bekas


Saya dan sandi serta teman-teman dari poltekkes depkes yogyakarta saat ekspedisi merapi di turgo


Minggu, 21 Mei 2006 | 21:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar meminta kalangan industri mengumpulkan baterai bekas pakai yang tidak terpakai lagi guna menekan pencemaran dan menciptakan lingkungan bersih.

"Saya mengerti itu mungkin memakan ongkos yang mahal," kata Rachmat di Cibitung, Jawa Barat, saat berkunjung ke PT Panasonic Gobel Battery Indonesia (PGBI) yang mendapat peringkat sebagai industri hijau, Minggu (21/5).


Hal itu, lanjut dia, perlu dipertimbangkan kalangan industri agar baterai bekas yang tidak terpakai dikumpulkan kembali oleh produsennya melalui mekanisme tertentu, kemudian didaur ulang, guna mengurangi sampah zat kimia.

Diakuinya, selama baterai bekas masih dalam bungkusnya atau tidak bocor, baterai tersebut tidak mencemari lahan. Namun, lebih baik bila sampah baterai bekas itu dikumpulkan di satu tempat oleh produsennya.

Menurut dia, masyarakat pasti tertarik mengumpulkan baterai bekas yang tidak mereka pakai, jika diberi insentif. "Misalnya setiap mengumpulkan 100 baterai kosong diganti buat makan bakso."

Ia yakin dengan insentif seperti itu, masyarakat tertarik mengumpulkan baterai yang tidak terpakai lagi sehingga menekan pencemaran lahan.

Predir Matsushita Battery Industrial Yoji Kajikawa menyatakan komitmennya untuk menjadikan pabrik baterainya sebagai industri yang ramah lingkungan di Indonesia. Dengan demikian saat ini menjadi satu-satunya industri baterai di Indonesia yang mendapat peringkat hijau dari Kantor Meneg Lingkungan Hidup.

"Kami akan terus mengembangkan produk yang ramah lingkungan dan berperan aktif dalam membantu pemerintah menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.

PT Panasonic Gobel Battery Indonesia merupakan produsen baterai lithium terbesar di Grup Matsushita dari Jepang. Pabrik ini juga memproduksi baterai mangan. Total produksinya per tahun 2004 mencapai 11 miliar, terdiri dari 10 miliar baterai mangan dan 1 miliar baterai lithium. Sekitar 85 persen produksi itu diekspor ke berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah. syakur usman

Di posting oleh : Dorin Mutoif, Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes DEPKES Yogyakarta D/a : Munggu, Rt02 , Rw02, Gang Mlaten No 02, No Rumah 05, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia 54382