
Pantai Logending, Kebumen, Jawa Tengah, dari atas Gunung
TUGAS MATA KULIAH ASPEK PERILAKU K3
PJ MK : DADAN ERWANDI, SPsi, MPsi
BEHAVIOR BASED SAFETY (PERILAKU BERBASIS KESELAMATAN )
OLEH : DORIN MUTOIF 0806384084
BEHAVIOR BASED SAFETY (PERILAKU BERBASIS KESELAMATAN )
OLEH : DORIN MUTOIF 0806384084
PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
Dasar Teori dari BBS : adalah bahwa dari penelitian penyebab terjadinya kecelakaan, dapat disimpulkan bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini terkait dengan penelitian Heinrich yang menyatakan bahwa 88% kecelakaan terjadi karena faktor manusia (unsafe act). Pembahasan tentang perilaku keselamatan kerja banyak dikemukakan para ahli secara spesifik. Geller (2000) menggambarkan adanya 3 faktor domain (The Safety Triad) yang saling berhubungan. Ketiga faktor tersebut adalah manusia/ orang, perilaku, dan lingkungan.
Adanya perkembangan penelitian mengenai keselamatan kerja sehingga berkembang pula mengenai perilaku yang berbasis keselamatan di tempat kerja. Perilaku berbasis Perilaku berbasis keselamatan adalah penerapan ilmu untuk mengubah perilaku yang didasarkan pada bidang keilmiahan yang bertujuan membantu mengidentifikasi dan berperilaku aman bagi para pekerja. Perilaku berbasis keselamatan di tempat kerja dipengaruhi oleh persepsi, kognitif, pengambilan keputusan, dan kemampuan pekerja.
Perilaku kerja aman dapat tumbuh dan berkembang melalui pendekatan psikologi, yaitu dengan pembangkitan sisi pikiran pekerja, perasaan pekerja, dan tindakan pekerja. Pemberian penghargaan bagi pekerja yang berperilaku aman dapat memberikan motivasi bagi pekerja untuk berperilaku aman.
Berdasarkan presentasi dari kedua kelompok maka menurut pendapat saya adalah bahwa kelompok satu sudah cukup bagus tetapi perlu di tambahkan mengenai bagaimana cara supaya factor manusia yang merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan dapat di cegah paling tidak jika terjadi kecelakaan dapat seminimal mungkin. Terus presentasi dari kelompok dua kurang bersemangat dan tidak memberikan penjelasan dan contoh secara spesifik sehingga kurang / susah di cerna dan di pahami.misalnya Perilaku tidak aman kemudian berdampak pada kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Selain itu perlu banyak perilaku manusia yang menyebabkan kecelakaan yang perlu di kasih contoh dalam kehidupan sehari-hari di dalam dunia kerja.
Adanya perkembangan penelitian mengenai keselamatan kerja sehingga berkembang pula mengenai perilaku yang berbasis keselamatan di tempat kerja. Perilaku berbasis Perilaku berbasis keselamatan adalah penerapan ilmu untuk mengubah perilaku yang didasarkan pada bidang keilmiahan yang bertujuan membantu mengidentifikasi dan berperilaku aman bagi para pekerja. Perilaku berbasis keselamatan di tempat kerja dipengaruhi oleh persepsi, kognitif, pengambilan keputusan, dan kemampuan pekerja.
Perilaku kerja aman dapat tumbuh dan berkembang melalui pendekatan psikologi, yaitu dengan pembangkitan sisi pikiran pekerja, perasaan pekerja, dan tindakan pekerja. Pemberian penghargaan bagi pekerja yang berperilaku aman dapat memberikan motivasi bagi pekerja untuk berperilaku aman.
Berdasarkan presentasi dari kedua kelompok maka menurut pendapat saya adalah bahwa kelompok satu sudah cukup bagus tetapi perlu di tambahkan mengenai bagaimana cara supaya factor manusia yang merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan dapat di cegah paling tidak jika terjadi kecelakaan dapat seminimal mungkin. Terus presentasi dari kelompok dua kurang bersemangat dan tidak memberikan penjelasan dan contoh secara spesifik sehingga kurang / susah di cerna dan di pahami.misalnya Perilaku tidak aman kemudian berdampak pada kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Selain itu perlu banyak perilaku manusia yang menyebabkan kecelakaan yang perlu di kasih contoh dalam kehidupan sehari-hari di dalam dunia kerja.
TUGAS MATA KULIAH ASPEK PERILAKU K3
PJ MK : DADAN ERWANDI, SPsi, MPsi
HUMAN FACTOR THEORY
AND SWISS CHEESE MODEL
PJ MK : DADAN ERWANDI, SPsi, MPsi
HUMAN FACTOR THEORY
AND SWISS CHEESE MODEL
OLEH :
DORIN MUTOIF 0806384084
PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
DORIN MUTOIF 0806384084
PROGRAM SARJANA
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
Human factors adalah suatu model yang pendekatannya melihat kesalahan manusia ditinjau dalam kerangka sistem secara lebih menyeluruh. Model yang dikembangkan berupa SHELL yaitu kesalahan manusia akibat interaksi antara liveware dengan liveware (manusia), hardware (mesin), enviroment (lingkungan), maupun software (prosedur). Masing-masing sub-sistem saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila ada salah satu sub sistem yang terganggu maka keseluruhan sistem akan terganggu. Kelebihan dari model ini adalah melihat kesalahan dalam kerangka pendekatan sistem sehingga tidak melihat manusia sebagai penyebab tunggal suatu kegagalan yang terjadi. Kelemahannya, tidak membahas secara rinci dan khusus aspek-aspek organisasi, sosial, dan aspek kognitif.
Model swiss cheese menjelaskan bahwa ada empat tahapan kegagalan manusia sehingga terjadi kecelakaan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain adalah pengaruh organisasi, supervisi yang tidak aman, prekondisi yang menyebabkan perilaku yang tidak aman, dan unsafe acts. Lubang-lubang yang terbentuk pada dinding pertahanan suatu sistem organisasi dapat memudahkan terbentuknya tindakan yang tidak aman.
Berdasarkan presentasi dari kelompok satu saya nilai sudah cukup baik, tetapi masih ada yang perlu di tambahin karena kegagalan manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di pengaruhi oleh organisasi, supervisi yang tidak aman, prekondisi yang menyebabkan perilaku yang tidak aman, dan unsafe acts. Oleh karena itu kegagalan manusia tidak hanya di pengaruhi oleh keadaan dari dalam tetapi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar juga karena suatu kecelakaan tidak hanya di pengaruhi oleh satu faktor saja.
Berdasarkan presentasi dari kelompok 2 maka saya nilai sudah cukup bagus, tetapi dalam memberikan contoh kurang dapat di aplikasikan dengan kehidupan dalam dunia kerja dan dalam memberikan contoh kadang-kadang memberikan contoh yang menyimpang dari teori.

Model swiss cheese menjelaskan bahwa ada empat tahapan kegagalan manusia sehingga terjadi kecelakaan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain adalah pengaruh organisasi, supervisi yang tidak aman, prekondisi yang menyebabkan perilaku yang tidak aman, dan unsafe acts. Lubang-lubang yang terbentuk pada dinding pertahanan suatu sistem organisasi dapat memudahkan terbentuknya tindakan yang tidak aman.
Berdasarkan presentasi dari kelompok satu saya nilai sudah cukup baik, tetapi masih ada yang perlu di tambahin karena kegagalan manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di pengaruhi oleh organisasi, supervisi yang tidak aman, prekondisi yang menyebabkan perilaku yang tidak aman, dan unsafe acts. Oleh karena itu kegagalan manusia tidak hanya di pengaruhi oleh keadaan dari dalam tetapi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar juga karena suatu kecelakaan tidak hanya di pengaruhi oleh satu faktor saja.
Berdasarkan presentasi dari kelompok 2 maka saya nilai sudah cukup bagus, tetapi dalam memberikan contoh kurang dapat di aplikasikan dengan kehidupan dalam dunia kerja dan dalam memberikan contoh kadang-kadang memberikan contoh yang menyimpang dari teori.
DiPosting Oleh : Dorin Mutoif, Poltekkes DEPKES Yogyakarta, Jurusan Kesehatan Lingkungan
Occupational Health and Safety, University of Indonesia
Munggu, Petanahan, Kebumen,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar