Job Safety Analysis
Mata Ajaran : Dasar Keselamatan Kerja
Program Studi : Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Oleh
Dorin Mutoif 0806384084
Febbi Numaristi 0806384323
Karlina Rekha Ulin 0806384765
Moch. Nurdin 0806385080
Tri Rachmawati 0806386000
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Job Safety Analysis (JSA) atau analisis keselamatan kerja adalah sebuah metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merekam, langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, yang ada potensi bahaya keselamatan dan kesehatan terkait dengan proses pekerjaan, dan terdapat tindakan yang direkomendasikan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya serta resiko kerja dari cedera atau sakit.
Analisis Keselamatan kerja adalah salah satu alat manajemen keamanan yang dapat digunakan untuk menentukan dan mengendalikan bahaya tertentu yang terkait dengan proses kerja. Analisis Keselamatan Kerja adalah istilah yang digunakan dalam hazard analisis dan risk assessment. Tujuan dari JSA adalah untuk memastikan bahwa risiko dari setiap langkah pekerjaan praktis cukup rendah. Analisis dimulai dengan ringkasan dari seluruh proses pekerjaan melalui langkah-langkah yang tercantum dalam formulir tabel bahaya. Semua yang terlibat dalam setiap langkah harus teridentifikasi, maka ada langkah-langkah pengendalian untuk menghilangkan, atau mengurangi setiap bahaya yang teridentifikasi dan dijelaskan. Dengan cara ini setiap aspek proses pekerjaan yang mengandung resiko dapat dianalisa metode kerja serta ditentukan bagaimana proses kerja yang aman.
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Analisis risiko harus dilakukan sebelum pekerjaan di mulai. Beberapa tugas rutin dan kontrol bahaya harus dipahami. Tugas-tugas rutin di pertimbangkan dalam menyusun standar operasi prosedur, yang dapat mengendalikan bahaya. Untuk tugas-tugas yang sangat kompleks, tidak biasa, sulit, memerlukan interaksi dari banyak orang atau sistem atau melibatkan alat atau metode baru, maka itu analisis keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dilakukan. Analisis keselamatan dan kesehatan kerja harus dibuat oleh kelompok kerja sebelum melaksanakan tugas. Analisis keselamatan dan kesehatan kerja biasanya dalam bentuk formulir. Bentuk yang paling umum adalah sebuah tabel dengan tiga kolom. Judul yang ketiga adalah kolom (1) Langkah Kerja (2) Bahaya (3) Kontrol. bahaya adalah faktor yang dapat menyebabkan kerusakan bagi pekerja, properti atau lingkungan. Control adalah sebuah proses untuk mengendalikan bahaya. Pekerjaan grup pertama merinci seluruh pekerjaan. Kemudian, untuk setiap langkah, bahaya diidentifikasi. Akhirnya, untuk setiap bahaya diidentifikasi, kontrol yang tercatat dalam kolom 3. Pada contoh analisis keselamatan dan kesehatan kerja, bahaya yang dianalisis adalah pada proyek konstruksi program perawatan di Pusat Administrasi Universitas (PAU) Universitas Indonesia.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah mengidentifikasi bahaya yang terjadi di proyek konstruksi program perawatan di Pusat Administrasi Universitas (PAU) Universitas Indonesia. Adapun jenis bahayanya yang dipertimbangkan dalam analisis keselamatan dan kesehatan kerja (Job Safety Analysis) adalah
· Dampak yang jatuh
· Penetrasi dari benda tajam.
· objek bergerak.
· Ketinggian tempat kerja tanpa menggunakan tangga
· Kegiatan mengangkatan, pemutarbalikan, mendorong, menarik, mencapai, atau tertekuk atau gerakan tubuh statis
· Eksposure atau terpapar dengan dingin atau panas dari sinar ultraviolet , debu
· Air (yang disebabkan oleh infeksi kebasahan).
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi kepustakaan (literatur). Penulis memperoleh informasi dari internet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
BAB II
KONSEP JOB SAFETY ANALYSIS
Safety analysis adalah bentuk manajemen tentang keselamatan dalam hal mengurangi risiko cedera atau berbahaya bagi setiap pekerja yang mungkin terpengaruh oleh pekerjaan. Ini termasuk pengusaha, kontraktor, para pekerja, pengunjung dan anggota masyarakat yang mungkin dekat dengan lokasi kerja. Pekerjaan harus diatur agar semua orang dapat melakukan kegiatan pekerjaan mereka dengan aman.
Job Safety Analysis banyak digunakan dalam pendekatan pekerjaan konstruksi baik itu dalam program kerja pembangunan atau perawatan bangunan. Statistik menunjukkan bahwa bahaya yang dipertimbangkan dalam pekerjaan konstruksi adalah
· Jatuh, terutama di atap
· Listrik
Sebagian besar kecelakaan yang terjadi berkaitan dengan bangunan manual yaitu penanganan. mengangkatnya, mendorong, menarik. Bagian penting bahwa mereka melakukan tugas yang terbaik dan aman dalam menyelesaikan tugas. Hal ini juga penting untuk menyertakan pekerja dan sub-kontraktor dalam JOB Safety Analysis jika sesuai.
Lima langkah yang efektif JSA
1. Dokumen kegiatan.
2. Mengidentifikasi bahaya. Berikut untuk setiap tugas mengidentifikasi yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi mereka yang terlibat dalam tugas
3. Dokumen kontrol tindakan. Untuk setiap bahaya diidentifikasi, menilai tingkat risiko yang terkait untuk mereka yang terlibat, dan kemudian daftar kontrol diperlukan untuk menyusun langkah-langkah yang dapat menghilangkan atau meminimalkan risiko
4. Mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab. Dokumen atas nama orang yang bertanggung jawab untuk menerapkan kontrol ukuran.
5. Memantau dan Review. Memastikan pengawasan kegiatan untuk memastikan proses didokumentasikan diikuti. meninjau cara yang dilakukan, jika diperlukan adanya perubahan, ganti personil.
Keuntungan
Hal-hal penting yang dilakukan dalam melakukan analisis
1. Pilih pekerjaan dengan risiko tinggi untuk kerja cedera atau sakit.
2. Pilih salah satu yang dialami karyawan yang bersedia untuk diamati. Melibatkan karyawan dan supervisor dalam proses.
3. Mengidentifikasi dan merekam setiap langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Menggunakan tindakan untuk menjelaskan setiap langkah.
4. Mengidentifikasi potensi bahaya keselamatan dan kesehatan yang berkaitan dengan tugas masing-masing.
5. Menentukan dan mencatat tindakan yang dianjurkan untuk melaksanakan setiap langkah yang akan menghilangkan atau mengurangi bahaya (yakni teknik perubahan, rotasi kerja, PPE, dll).
Job Safety Analysis yaitu berupa catatan tertulis dari proses kegiatan pekerjaan. Karena catatan tersebut dapat digunakan untuk kegiatan evaluasi. Manajemen proses harus memastikan pekerja memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada dan dibutuhkan tingkat pengawasan untuk memastikan agar tugas-tugas diselesaikan dan didokumentasikan. Job Safety Analysis yang harus diisi oleh semua karyawan yang terlibat dalam kegiatan, bukan hanya oleh kontraktor
BAB III
APLIKASI JOB SAFETY ANALYSIS
Hasil dari pemantauan di Gedung Rektorat adalah
Pajanan / material berbahaya dapat di bagi menjadi 3 yaitu material fisik, kimia dan biologi
Untuk pajanan fisik terdiri dari :
ü Pecahan Keramik
ü Debu asbes
ü Pecahan Genteng
ü Paku-paku yang berserakan
ü Besi rangka dan Kawat yang berkarat
ü Potongan-potongan kayu
ü Kelambu yang sobek-sobek
ü
Untuk pajanan kimia terdiri dari :
ü Cat tembok dan cat kayu
ü Zat korosif
ü Pelarut tiner
ü Semen putih
Untuk pajanan biologi tidak ada
Berdasarkan pemantauan yang kami lakukan di gedung rektorat banyak pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan SOP dengan mengabaikan safety/keselamatan para pekerja itu sendiri misalnya adalah tidak menggunakan/memakai sheet ( tali pengaman ), tidak memakai helm ( safety helmet ), tidak memakai sepatu pengaman, tidak memakai masker sebagai sarana untuk menutup dan menghlangi pajanan berupa debu dan material-material lainnya, tidak menggunakan sarung tangan sebagai upaya untuk melindungi tubuh khususnya tangan dari bahan-bahan kimia dll
Dari pemantauan di gedung rektorat tersebut maka hazard nya terdiri dari :
Ø Tinta
Ø Bahan-bahan logam yang berkarat/Karatan
Pekerjaan yang tidak ergonomis dalam kegiatan pembangunan gedung rektorat :
ü Pada saat pemasangan dan pelepasan plafoon posisi tangan tidak nyaman karena menekuk dan tidak bisa bergonta ganti dalam pelepasan plafoon tersebut
ü Pada saat pencucin genteng posisi tubuh dengan kaki yang menekuk dalam waktu yang lama
ü Pada saat pengecatan plafoon posisi kepala menegadah dalamm waktu yang lama sehingga mengakibatkan kepala menjadi tengeng
Berdasarkan Tabel JSA maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
Berdasarkan kegiatannya maka tiap-tiap bagian mempunyai resiko atau hazard sebagai berikut :
- Pada pencucian genteng maka terdapat beberapa hazar yaitu :
o mekanik yaitu berupa ketinggian pada saat pencucian genteng di atas maka para pekerja tersebut mempunyai resiko terjatuh dari tempat ketinggian.oleh karena itu maka di adakan suatu pengendalian enggineering berupa pemakaian sabuk pengaman/gondola. Selain itu dapat di lakukan dengan upaya pengendalian dengan pemberian APD dengan menggunakan helm keselamatan untuk melindungi kepala pekerja dari benturan/jika kejatuhan benda-benda/material keras, dan pemberian body harness.
o Fisik yaitu berupa panas dari sengatan matahari,oleh karena itu para pekerja yang berada di atas gedung/berada di ketinggian maka mempunyai resiko kulit terbakar, oleh karena itu perlu adanya tindakan berupa pemakain baju pengaman yang dapat membatasi kontak antara kuliat dengan cahaya matahari secara langsung
o Ergonomi yaitu posisi tubuh yang tidak statis, oleh karena itu pekerja yang melakukan pekerjaan secara tetap dan tidak adanya pergantian posisi maka di mungkinkan pekerja tersebut mempunyai resiko nyeri punggung dan nyeri bahu, oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya risiko tersebut maka perlu adanya pengendalian berupa pengendalian administratif yaitu berupa pergantian posisi kerja dengan orang lain/shift kerja
o Kimia hazardnya berupa uap oleh karena itu pekerja dapat terpajan resiko berupa iritasi pada kulit oleh karena itu pengendalian dapat di lakukan secara administratif berupa training untuk memberikan pengetahuan kepada para pekerja tentang hazard dan resikonya, serta pengendalian dengan cara pemberian APD pada pekerja berupa masker dan kaca mata pengaman untuk mengurangi resiko akibat kontak secara langsung dengan hazard/bahan-bahan pajanan.
- mengecat dan risplang maka terdapat beberapa hazar yaitu
o mekanik yaitu berupa ketinggian pada saat pengecatan di atas maka para pekerja tersebut mempunyai resiko terjatuh dari tempat ketinggian.oleh karena itu maka di adakan suatu pengendalian enggineering berupa pemakaian sabuk pengaman/gondola. Selain itu dapat di lakukan dengan upaya pengendalian dengan pemberian APD dengan menggunakan helm keselamatan untuk melindungi kepala pekerja dari benturan/jika kejatuhan benda-benda/material keras dan cat/percikan cat yang mengenai kuliat kepala/rambut yang dapat merusak rambut, dan pemberian body harness.
o Fisik yaitu berupa panas dari sengatan matahari,oleh karena itu para pekerja yang berada di atas gedung/berada di ketinggian maka mempunyai resiko kulit terbakar
o Ergonomi yaitu posisi tubuh yang tidak nyaman, oleh karena itu pekerja yang melakukan pekerjaan secara tetap dan tidak adanya pergantian posisi maka di mungkinkan pekerja tersebut mempunyai resiko backpain dan nyeri bahu akibat pekerjaan pengecatan dengan posisi kepala yang terus menengadah keatas dan posisi tangan yang terus berada di atas, oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya risiko tersebut maka perlu adanya pengendalian berupa pengendalian administratif yaitu berupa pergantian posisi kerja dengan orang lain/shift kerja
o Kimia untuk hazardnya berupa bahan cat dan pelarut
- mengganti risplang maka terdapat beberapa hazar yaitu
o mekanik yaitu berupa ketinggian pada saat penggantian risplang maka para pekerja tersebut mempunyai resiko terjatuh dari tempat ketinggian.oleh karena itu maka di adakan suatu pengendalian enggineering berupa pemakaian sabuk pengaman/gondola. Selain itu dapat di lakukan dengan upaya pengendalian dengan pemberian APD dengan menggunakan helm keselamatan dan body harness untuk melindungi kepala pekerja dari benturan/jika kejatuhan benda-benda/material keras
o fisik yaitu hazardnya berupa debu asbes yang memungkinkan para pekerja mempunyai resiko berupa penyakit asbestosis yang terjadi akibat paparan debu-debu dari asbes yang terhirup oleh pekerja melalui saluran pernapasan. Oleh karena itu untuk mencegah paparan dari debu tersebut maka dapat dilakukan upaya pencegahan yaitu : secara administratif dan secara pemberian APD. Secara administratif maka para pekerja dapat di berikan penyuluhan/training sehingga pekerja mengetahui perilaku yang berbahaya dan tidak. Dengan begitu para pekerja akan sadar akan perilaku untuk menjaga keselamatan pada dirinya sendiri. Untuk pemberian APD maka para pekerja dapat berikan masker dan kaca mata pelindung yang dapat mengurangi kontak antara pekerja dengan hazard dari paparan debu asbes yang ada di tempat kerja.
o Ergonomi mempunyai hazard yaitu berupa posisi tubuh yang tidak nyaman pada saat pergantian risplang. Oleh karena itu para pekerja dapat mempunyai resiko yaitu berupa backpain, shoulder pain untuk itu di lakukan pencegahan secara administratif berupa pergantian/shift pada pekerja.
- mengganti kerpus maka terdapat beberapa hazar yaitu
o mekanik yaitu berupa ketinggian pada saat penggantian kerpus maka para pekerja tersebut mempunyai resiko terjatuh dari tempat ketinggian.oleh karena itu maka di adakan suatu pengendalian enggineering berupa pemakaian sabuk pengaman/gondola. Selain itu dapat di lakukan dengan upaya pengendalian dengan pemberian APD dengan menggunakan helm keselamatan untuk melindungi kepala pekerja dari benturan/jika kejatuhan benda-benda/material keras dan pemberian body harness
o fisik yaitu hazardnya yaitu panas akibat sengatan panas matahari. Oleh karena itu para pekerja mempunyai resiko berupa heat stress, sunburn.
o Ergonomic mempunyai hazard berupa posisi yang tidak nyaman.
o Kimia yaitu terdapar hazard berupa semen yang mempunyai esiko kepada pekerja berupa iritasi/terkelupasnya kulit pada tangan/bagian tubuh yang terkena dengan semen tersebut. Oleh karena itu untuk perlu di adakan pencegahan dengan pemberian APD yaitu berupa sarung tangan dan masker untuk menghindari kontak langsung antara kulit dengan hazard yaitu semen
- mengganti plafon maka terdapat beberapa hazar yaitu
o mekanik yaitu berupa ketinggian pada saat penggantian plafon maka para pekerja tersebut mempunyai resiko terjatuh dari tempat ketinggian, tertimpa plafon dan heat stress.oleh karena itu maka di adakan suatu pengendalian enggineering berupa pemakaian sabuk pengaman/gondola. Selain itu dapat di lakukan dengan upaya pengendalian administratif dengan cara shift kerja/rotasi kerja. Selain itu dengan pemberian APD dengan menggunakan helm keselamatan untuk melindungi kepala pekerja dari benturan/jika kejatuhan benda-benda/material keras dan tali
o fisik yaitu untuk pajanannya terdiri dari debu plafon dan panas. Oleh karena itu di lakukan pengendalian dengan cara pemberian APD
o ergonomi untuk hazardnya berupa posisi yang tidak aman yang dapat memberikan dampak/resiko yaitu berupa nyeri punggung dan bahu akibat dari posisi yang tidak benar. Oleh karena itu perlu pengendalian secara administratif dengan pergantian posisi tubuh tidak selalu sama untuk membentuk posisi yang nyaman
o kimia hazardnya berupa semen putih yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit untuk itu di lakukan pencegahan berupa pemberian sarung tangan dan masker untuk mengurangi kontak langsung dari hazard tersebut
FORM / TABEL JSA PENGAMATAN DI GEDUNG REKTORAT
Jenis Pekerjaan | hazard | Risiko | Pengendalian | ||
Enggineering | Administratif | APD | |||
Mencuci Genteng | * mekanik | terjatuh | gondola | | safety helmet, |
| | | | Body harness | |
* Fisik : | | | | | |
Panas | Kulit terbakar | | | baju pengaman | |
* ergonomi : | | | | | |
Posisi Tubuh yang statis | nyeri punggung dan | | shift kerja | | |
| nyeri bahu | | | | |
* kimia | | | | | |
uap | iritasi kulit | | training | masker, kaca mata | |
| | | | pengaman | |
mengecat dan risplang | * mekanik | terjatuh | gondola | | safety helmet, |
| | | | body harness | |
* fisik : | | | | | |
Panas | sunburn | | | | |
* Ergonomi : | | | | | |
posisi Tubuh yang tidak nyaman | backpain, nyeri bahu | | shift kerja | | |
* kimia | | | | | |
bahan cat | | | | | |
pelarut | | | | | |
| | | | | |
mengganti risplang | * mekanik | terjatuh | gondola | | |
* fisik | | | | | |
debu asbes | asbestosis | | training | masker, kaca mata | |
panas | sunburn | | | | |
* Ergonomi : | backpain, shoulder pain | | shift kerja | | |
posisi Tubuh yang tidak nyaman | | | | | |
mengganti kerpus | * mekanik | terjatuh | gondola | | helm, tali |
* Fisik | | | | | |
Panas | heat stress, sunburn | | | | |
* Ergonomi | | | | | |
posisi yang tidak nyaman | | | | | |
* kimia | | | | | |
semen | | | | Masker,sarung tangan | |
mengganti plafon | * mekanik | terjatuh tertimpa heat stress | adanya gondola | shift kerja/rotasi | helm, tali |
* fisik | | | | | |
panas | | | | | |
Debu | | | | masker | |
* ergonomi | | | | | |
posisi yang tidak aman | nyeri punggung, nyeri bahu | | pergantian posisi tubuh | | |
kimia | | | | | |
semen putih | iritasi kulit | | | Masker, sarung tangan |
DAFTAR PUSTAKA
— http://www.google.com/job safety analysis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar