WAKTU DALAM KEHIDUPAN MUSLIM
Detik-detik berubah perlahan menjadi menit, bergeser perlahan menjadi jam dan berlalulah hari demi hari. Tidak seorangpun dapat menahan pergantian waktu. Setahun telah berlalu kita telah berada di tahun 1426H/2005M.
Setiap manusia diberikan waktu yang sama dalam hidup, 365 hari setahun 24 jam sehari, Tetapi hasil yang diperoleh berbeda pada tiap orang, Ada yang dapat menguasai beragam ilmu pengetahuan, Ada yang dapat memperoleh harta benda melimpah ruah, Bahkan ada yang dapat mengendalikan dunia. Tetapi dengan jatah waktu yang sama …, Ada Pula Yang Mengatur Dan mengurus Dirinya Sendiri Saja Tidak Mampu !!! Hidup merupakan tanggung jawab pribadi, Dimana keberhasilan tidak memerlukan penjelasan, Dan kegagalan tidak membutuhkan alasan, Inilah hidup …, Ketika pelajaran tentang menabur benih menuai panen, Akan senantiasa berulang sampai manusia paham.
Di dalam Al-Quran
Artinya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat –menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Isra’ : 1-3)
Tidak sedikit orang hidup di dunia ini hidup dalam kerugian karena menyia-nyiakan waktu sebagai mencapai peluang dalam mencapai kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan bagi dirinya dalam kehidupan bersama orang lain. Mereka lupa bahwa keberhasilan di dunia adalah ujian Allah SWT, keberhasilan itu sifatnya tidak abadi. Karena mereka lupa akan hal itu, maka mereka berlomba-lomba untuk mencapainya dengan jalan yang tidak diridhoi Allah SWT. Firman Allah SWT dalam
Artinya:
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghaabun : 15)
Sebaliknya dari kondisi manusia seperti tersebut di atas, tidak sedikit orang yang sadar karena hidayah Allah, sehingga dalam mengejar kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan masih tetap berpegang pada tali Allah. Dalam kondisi bagaimanapun dirinya, tampak dari sikap dan tingkah laku dirinya yang menggambarkan iman kepada Allah SWT. Allah SWT telah berfirman dalam
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepadaku. (Adz-Dzariyat : 56)
Bagi seorang muslim , hidup adalah ibadah, setiap detik kita adalah untuk ibadah, untuk mencapai ridha Allah SWT. Apa yang kita perbuat dengan diniatkan lillahita’ala, maka perbuatan kita itu sudah dinilai ibadah. Contoh, waktu kita jalan dan menjumpai duri di jalan, kalau kita singkirkan duri itu dengan mencari ridha Allah SWT, maka sudah bernilai ibadah.
Dari uraian di atas berarti orang akan merugi kalau waktu yang disediakan Allah SWT tidak digunakan sebagaimana mestinya sesuai yang diperintahkan Allah karena waktu tidak akan pernah berulang. Banyak orang terkejut karena menyadari usianya sudah tidak muda lagi. Mereka melihat teman-temannya yang semula bersama-sama sekolah di SMP atau SMA ternyata telah berhasil karena dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Timbullah penyesalan yang selalu datang terlambat, mengapa waktu yang telah disediakan Allah selama ini tidak dipergunakan semaksimal mungkin untuk bekerja keras dan beramal / ibadah.
Akan tetapi lebih buruk lagi jika orang yang sudah penuh penyesalan tadi tidak segera memperbaiki diri, malah karena sudah merasa terlanjur/tua sehingga waktu yang tersisa justeru semakin disia-siakan.
Dari segi memanfaatkan waktu dan didasarkan pada kondisi seseorang itulah, dari riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda:
Artinya:
Pergunakanlah
“Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa padahal Engkau sendiri tak mengubah dirimu? Dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta, banyak berharap kepada Allah. Tapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal kalau kita meminta dan berakibat kita merubah diri, maka Allah akan memberi apa yang kita minta. Karena sebetulnya doa itu adalah pengiring agar kita bisa merubah diri kita. Jika tidak pernah mau mengubah diri kita menjadi lebih baik maka tentu ada yang salah dengan permintaan kita”
- Ibn Atha’ilah - Al-Hikam
Di Posting Oleh : Dorin Mutoif, Jurusan AKL/JKL/KESLING/kESEHATAN LINGKUNGAN Politeknik Kesehatan DEPKES Yogyakarta..
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Munggu, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, 54382
Tidak ada komentar:
Posting Komentar