Selasa, 19 Agustus 2008

Industri Diminta Kumpulkan Sampah Baterai Bekas


Saya dan sandi serta teman-teman dari poltekkes depkes yogyakarta saat ekspedisi merapi di turgo


Minggu, 21 Mei 2006 | 21:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar meminta kalangan industri mengumpulkan baterai bekas pakai yang tidak terpakai lagi guna menekan pencemaran dan menciptakan lingkungan bersih.

"Saya mengerti itu mungkin memakan ongkos yang mahal," kata Rachmat di Cibitung, Jawa Barat, saat berkunjung ke PT Panasonic Gobel Battery Indonesia (PGBI) yang mendapat peringkat sebagai industri hijau, Minggu (21/5).


Hal itu, lanjut dia, perlu dipertimbangkan kalangan industri agar baterai bekas yang tidak terpakai dikumpulkan kembali oleh produsennya melalui mekanisme tertentu, kemudian didaur ulang, guna mengurangi sampah zat kimia.

Diakuinya, selama baterai bekas masih dalam bungkusnya atau tidak bocor, baterai tersebut tidak mencemari lahan. Namun, lebih baik bila sampah baterai bekas itu dikumpulkan di satu tempat oleh produsennya.

Menurut dia, masyarakat pasti tertarik mengumpulkan baterai bekas yang tidak mereka pakai, jika diberi insentif. "Misalnya setiap mengumpulkan 100 baterai kosong diganti buat makan bakso."

Ia yakin dengan insentif seperti itu, masyarakat tertarik mengumpulkan baterai yang tidak terpakai lagi sehingga menekan pencemaran lahan.

Predir Matsushita Battery Industrial Yoji Kajikawa menyatakan komitmennya untuk menjadikan pabrik baterainya sebagai industri yang ramah lingkungan di Indonesia. Dengan demikian saat ini menjadi satu-satunya industri baterai di Indonesia yang mendapat peringkat hijau dari Kantor Meneg Lingkungan Hidup.

"Kami akan terus mengembangkan produk yang ramah lingkungan dan berperan aktif dalam membantu pemerintah menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.

PT Panasonic Gobel Battery Indonesia merupakan produsen baterai lithium terbesar di Grup Matsushita dari Jepang. Pabrik ini juga memproduksi baterai mangan. Total produksinya per tahun 2004 mencapai 11 miliar, terdiri dari 10 miliar baterai mangan dan 1 miliar baterai lithium. Sekitar 85 persen produksi itu diekspor ke berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah. syakur usman

Di posting oleh : Dorin Mutoif, Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes DEPKES Yogyakarta D/a : Munggu, Rt02 , Rw02, Gang Mlaten No 02, No Rumah 05, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia 54382




Tidak ada komentar: